ZainiDahlan: Ulama Makkah dan Pengajar Shaulatiyah yang Wafat di Kendal (w. 1922) Sayyid Ahmad b. ZainĂź DahlĂąn (w. 1885) adalah seorang ulama besar Makkah dan Grand Mufti Madzhab Syafi'i yang menjadi mahaguru ulama Nusantara generasi akhir abad ke-19 M. Di antara murid dari Sayyid Ahmad b.
Namanama yang dimaksud Hurgronje tak lain adalah Syekh Sayyid Ahmad Al-Nahrawi,, Syekh Sayyid Ahmad Dimyathi, Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Muhammad Khatib Al-Hambali, Syekh Abdulghani Bima, Syekh Yusuf Sumbulaweni, dan Syekh Abdul Hamid Ad-Daghastani. K.H. Hasyim Asy'ari, K.H. Wasith, K.H. Ahmad Dahlan dan lain-lain. Sedangkan
SyekhAhmad Dahlan Al-Pacitani; Syekh Muhammad Abdul Hay Al-Laknawi; Syekh Muhammad bin Abu Bakr Al-Ushfuri; Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazzi Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan; Syekh Zainuddin Al-Malibari; Kontak kami Maktabah At-Turmusy Litturots. Alamat: Jl. Raya Cilangkap No. 1 RT. 06/12 Cilangkap Tapos - Depok, 16458 Telp: Kantor (021
ï»żPengarang Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan (Mufti Makkah) Penerbit: Isik Kitabevi (Turki) Tebal: 26 halaman Tahun: 1978-----Bagaimana mungkin ayat untuk orang kafir digunakan sebagai ayat buat menyerang amaliyah baik umat Islam. Mereka ini, kata Syaikh Zaini Dahlan, telah salah melakukan istidlal (berdalil).
SayyidAhmad Zaini Dahlan : ahlul bait maha guru Ulama nusantara. Bernama Ahmad bin Zaini bin Utsman Dahlan, seorang ulama yang memiliki jalur nasab mulia bersambung kepada wali agung pada zamannya,
o4N1q. Zayid Al-Baghdadi, Avocat en Droit Criminel Ă MontrĂ©al Du premier entretien tĂ©lĂ©phonique jusquâĂ la disposition finale de votre cause, lâavocat en droit criminel, Zayid Al-Baghdadi, vous impressionnera par la qualitĂ© de ses services et son professionnalisme hors pair. Pratiquant le droit criminel et pĂ©nal Ă MontrĂ©al depuis 2005, Me Al-Baghdadi est reconnu comme un avocat sĂ©rieux et combatif. Il plaide devant les tribunaux de premiĂšre instance ainsi que les cours supĂ©rieures de la province du QuĂ©bec. Tout au long de sa carriĂšre, il a bĂąti une excellente rĂ©putation devant la magistrature et ses pairs, en fournissant ses clients une reprĂ©sentation juridique selon les normes les plus Ă©levĂ©es. Empathique de nature et confiant dans la salle de cour, Zayid Al-Baghdadi vise Ă faciliter le passage Ă travers le systĂšme juridique en minimisant le stress et le dommage possible. Ne nĂ©gligeant aucun dĂ©tail de son dossier, son approche est proactive et approfondie. Utilisant des mĂ©thodes axĂ©es sur les rĂ©sultats, il privilĂ©gie la diplomatie afin dâassurer le rĂ©sultat souhaitĂ© pour ses clients. Son champ de pratique sâĂ©tend Ă lâensemble des infractions prĂ©vues au Code Criminel ainsi que les infractions pĂ©nales et statutaires. âLa prĂ©somption dâinnocence constitue le pilier central du systĂšme de justice pĂ©nale. Un avocat compĂ©tant et dĂ©diĂ© constitue le pilier central de votre dĂ©fense.â
Beliau lahir dari keluarga yang menjaga tradisi keislaman. Berasal dari keturunan Sayyid dari jalur Sayyidina Hasan cucu Rasulullah. Kehadiran Sayyid Ahmad Zaini Dahlan memiliki arti penting dalam jaringan para ulama khususnya Indonesia, karena hampir seluruh para ulama besar sesudahnya berada pada jejaring murid dari murid Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Sayyid Zaini Dahlan demikian beliau biasa disebut, mengawali belajarnya kepada ayahnya yang dikenal seorang yang taat dan menjunjung tinggi ajaran Datuknya Rasulullah. Setelah menghafal berbagai macam bait-bait matan dari berbagai ilmu, Sayyid Zaini Dahlan kemudian mempelajari Al-Qurâan dengan berbagai cabang keilmuan yang ada didalamnya. Beliau disebutkan oleh Sayyid Bakhri Syatta Pengarang Kitab Iâanatuththalibin yang juga muridnya, bahwa Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menguasai berbagai Qiraâat, bahkan menghafal dengan mutqin Matan Syatibiyah dan Jazariyah yang merupakan panduan dalam memahami ilmu bacaan Al-Qurâan. Semenjak kecil Sayyid Ahmad Zaini Dahlan telah dikenal ketekunannya dalam menuntut ilmu pengetahuan. Selain cerdas, saleh, beliau juga sangat bersungguh-sungguh dalam memahami berbagai cabang keilmuan yang diajarkan oleh para ulama di Kota Mekkah sehingga tidak mengherankan bila kemudian beliau menjadi seorang ulama besar pada masanya, dan bahkan menjadi Syekhul Islam artinya seseorang yang memiliki kompetensi berbagai cabang keilmuan yang mumpuni. Tentu kealiman Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan tidak bisa terlepas dari didikan para ulama Kota Mekkah ketika itu. Di antara ulama yang dianggap sebagai syekh futuh beliau atau guru yang banyak berperan dalam pengembangan keilmuan beliau adalah Syekh Usman bin Hasan Dimyathi al Azhari. Syekh Usman ialah pemuka ulama Mesir yang mendapatkan ilham untuk datang ke Kota Mekkah dan membuka halaqah keilmuan, dan salah satu murid yang mewujudkan ilham tersebut adalah Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Karena dari Syekh Sayyid Zaini Dahlan kemudian membentuk jejaring ulama yang sangat banyak, bahkan beliau bisa digolongkan sebagai Syekhul Masyayikh atau Mahaguru ulama di nusantara. Banyak sekali ulama dari berbagai wilayah yang kemudian belajar dan menimba ilmu dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Sebut saja di antara para ulama tersebut adalah Syekh Sayyid Abu Bakar Syatta al-Dimyathi, Syekh Nawawi al Bantani, Syekh Saleh Darat Semarang, Syekh Abdul Hamid Kudus, Syekhuna Cholil Bangkalan, Sayyid Abdullah Zawawi, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Tuan Kisai Syekh Amrullah, Sayyid Utsman Mufti Batavia, Syekh Sayyid Ali Al-Maliki, Syekh Abdul Wahab Basilam, dan beberapa ulama dari Fathani Thailand seperti pengarang Kitab Mathlaâul Badrain, Aqidatun Najiâin dan lain-lain. Bahkan beberapa ulama besar Aceh diperkirakan berguru kepada beliau adalah Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee, Teungku Chik Di Tiro, Teungku Chik Pantee Kulu, Teungku Chik Pantee Geulima, karena masa kedatangan para ulama Aceh tersebut, ketika puncak karier ilmiahnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Adapun Syekh Abdul Wahab Tanoh Abee yang dikenal dengan Teungku Chik Tanoh Abee Qadhi Rabbul Jalil kerajaan Aceh disebutkan selain mengambil ijazah sanad dari Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, juga sempat berguru kepada gurunya Sayyid Ahmad Zaini yaitu Syekh Utsman bin Hasan al Dimyathi. Karena usia antara kedua orang ulama itu berdekatan. Syekh Sayyid Zaini Dahlan diperkirakan lahir tahun 1816 dan wafat pada tahun 1886. Pada saat beliau menjadi Mufti Syafiâi untuk kota Mekkah, ada ulama besar dari India yang memcari suaka politik ke Mekkah yaitu Syekh Rahmatullah Hindi. Syekh Rahmatullah Hindi inilah sosok pendiri Madrasah Saulatiah yang banyak mengkader ulama-ulama di Indonesia. Bahkan pendiri Darul Ulum Mekkah juga lulusan Madrasah Saulatiah tersebut. Selain sebagai ulama yang banyak mengkader para ulama generasi sesudahnya, Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan juga seorang ulama penulis. Banyak kitab-kitab yang beliau tulis tersebar ke seluruh penjuru dunia, baik dalam bidang sejarah, fikih, tauhid, tasauf dan ilmu Gramatika Arab. Salah satu karyanya adalah Kitab Mukhtasar Jiddan yang merupakan ulasan tuntas untuk Matan Jurumiyah. Kitab Mukhtasar merupakan kitab yang membahas ilmu nahwu, dimana Syekh Sayyid Zaini Dahlan dibagian awal kitab menyebutkan kisah asal muasal ilmu nahwu. Dibagian awal kita tersebut juga beliau mengulas tentang mabadiâ asyarah atau pengantar awal sebelum mengkaji ilmu nahwu secara mendalam. Dari tulisannya nampak beliau seorang yang berfikir sistematis dan langsung ke persoalan. Hal yang menarik dari Kitab Mukhtasar Jiddan beliau dibagian akhir juga menceritakan secara sekilas tentang penyusunan Matan Jurumiyah yang banyak disyarah oleh para ulama dari generasi ke generasi. Pada masa hidupnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan juga puncak dari pergerakan Wahabiyah di Kota Suci Mekkah. Dan beliau termasuk ulama yang banyak membantah kekeliruan pemahaman dari aliran tersebut. Beliau dengan gamblang dan jelas mengkritisi hal-hal yang meleset dari pemahaman Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebagai seorang ulama, Syekhul Islam dan Mufti Syafiâi, Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan telah menyelesaikan risalah sebagai waratsah nubuwah. Beliau juga seorang ulama mujaddid yang telah mentajdid agama dengan murid-muridnya yang tersebar di seluruh dunia Islam. Setelah berbagai kiprah yang besar, pada tahun 1886 dalam usia sekitar 70 tahun wafatlah ulama besar tersebut di Madinah. Rahimahullah Rahmatan Wasiâatan. Alfaatihah.
sayyid ahmad zaini dahlan